Sindrom antibodi antifosfolipid (bahasa Inggris:Antiphospholipid antibody syndrom) disingkat APS adalah gangguan pada sistem pembekuan darah yang dapat menyebabkan thrombosis pada arteri dan vena serta dapat menyebabkan gangguan pada kehamilan yang berujung pada keguguran.
Disebabkan karena produksi antibodi sistem kekebalan tubuh terhadap
membran sel. Sering disebut juga sebagai sindrom Hughes untuk menghargai
jasa penemunya rheumatologis Dr Graham R.V. Hughes (dari rumah sakit St Thomas, London, Britania Raya).
Dalam keadaan normal, antibodi berfungsi baik untuk melawan kuman dan infeksi yang disebabkan virus,
akan tetapi kadang-kadang sistem kekebalan tubuh mengalami kerusakan
sehingga menyerang tubuh sendiri. Antibodi APS ini dapat dideteksi
dengan tes darah tertentu. Apabila seseorang dideteksi memiliki antibodi
ini, dapat dipastikan orang tersebut dapat mengalami masalah-masalah
tertentu.
APS menyebabkan orang merasa lelah, sakit pada persendian, akan
tetapi pada bisa juga tidak memiliki gejala-gejala tersebut. Kadang kala
APS juga diasosiasikan dengan penyakit yang disebut systemic lupus erythematosis (SLE).
Masalah-masalah yang dapat ditimbulkan oleh antibodi APS ini antara lain:
- Keguguran berulang pada kehamilan awal
- Keguguran setelah semester pertama (13 minggu)
- Pre-eclampsia dalam kehamilan
- Bayi berukuran kecil
- Thrombosis pada pembuluh darah balik (vena)
Antibodi ini ditemukan pada 2% wanita. Tidak semua orang yang
dideteksi memiliki antibodi ini akan mengalami masalah di atas. Kadar
antibodi ini dapat meningkat ataupun menurun dan bahkan menghilang, jadi
untuk dapat mengatakan seseorang memiliki antibodi ini diperlukan tes
ulang dengan jangka waktu 8 minggu dari tes pertama dan tetap positif.
Salah satu masalah serius yang ditimbulkan oleh APS adalah keguguran
berulang. Pengobatan antara lain dilakukan dengan memberikan aspirin
dosis rendah pada tahap awal kehamilan. Kadang kala dikombinasikan
dengan obat yang bernama heparin yang berbentuk suntikan.
Antibodi antifosfolipid menekan kadar zat yang disebut annexin V dan
mempercepat pembekuan darah serta memicu bekuan darah (trombosis)
sehingga terjadi keguguran. Antibodi terhadap antifosfolipid juga
mengganggu peran pengaturan berbagai faktor dalam sistem pembekuan
darah. Untuk mencegah terjadinya abortus akibat APS, maka Ibu hamil
diberikan suntikan obat antikoagulan yang disebut heparin, dengan atau
tanpa kombinasi dengan aspirin dosis rendah. Antikoagulan yang diberikan
memang harus dengan pemberian heparin yang disuntikkan dan pada
kehamilan tidak boleh digunakan obat-obat antikoagulan yang diminum
seperti warfarin (Sintrom, Simarck-2) karena dapat menimbulkan efek
samping yang berbahaya.
sumber : http://id.wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar